Mobil matic saat ini menjadi pilihan sebagian besar
masyarakat perkotaan, khususnya di Jakarta. Keadaan jalan yang selalu dilanda
kemacetan sering membuat pengendara lelah dan lebih memilih mobil matic untuk
alasan kenyamanan berkendara.Memang dengan mobil matic maka kita tidak usah
menginjak pedal kopling yang sering kita injak lepas ketika jalan
macet.Sehingga membuat kaki kiri pegal-pegal.
Tetapi, hal yang perlu diingat adalah mengendarai mobil
bertransmisi matic harus sesuai dengan fungsinya. Jangan sampai kemudahan yang
disediakan oleh pabrikan ini malah dapat merugikan Anda akibat kesalahan-kesalahan
kecil yang dilakukan saat mengemudi.Kesalahan kecil dapat membuat transmisi
matic cepat rusak dan biaya yang diperlukan untuk service matic sangat tingg.
Untuk itu, ada beberapa hal kecil di bawah yang harus
diperhatikan agar komponen transmisi Anda dapat bertahan lebih lama.
1. Mengganti oli transmisi tidak tepat waktu
Ini merupakan hal wajib bagi setiap pemiliki mobil
bertransmisi otomatis. Pastikan Anda mengganti oli transmisi tepat pada
waktunya agar komponen selalu dalam kondisi prima. Jika Anda lupa untuk
mengganti oli transmisi, bukan tidak mungkin komponen-komponen transmisi akan
rusak karena pelumasan di dalam gearbox terganggu.Clutch
matic yang cepat aus dan juga performance tenaga engine akan berpengaruh juga.
Untuk menghindari hal tersebut, ada baiknya Anda membuat
jadwal rutin dalam mengganti oli transmisi untuk menghindari kerusakan dan
kerak akibat gesekan komponen-komponen transmisi yang mengendap di dalam gearbox.Untuk penggantian
oli matic dilakukan setiap 40.000 km secara berkala.Bat sticker kecil yang
menempel ditempat tertentu sebagai pengingat kendaraan waktunya ganti oli matic
di kilometer berapa.Juga dapat mengetahui kapan terakhir ganti oli matic.
2. Memindahkan transmisi tanpa berhenti
Tidak semua transmisi harus dipindahkan dalam keadaan
berhenti, tetapi untuk posisi transmisi antara R dan P, ada pengecualian. Jika
Anda memindahkan posisi transmisi dari D ke R atau ke P, mobil yang sedang
berjalan pastinya akan berhenti secara mendadak.Hal ini akan merusak komponen
transmisi matic karena perpindahan gigi dipaksa.
Perpindahan transmisi yang dilakukan secara kasar
tersebut akan menyebabkan kerusakan pada komponen transmisi. Untuk menghindari
hal tersebut, sebaiknya tunggu kendaraan sampai benar-benar berhenti baru
pindahkan transmisi ke posisi R atau P.Sebagai pengaman juga diberikan lock
atau pengunci ketika dari posisi D ke R tidak bisa dipindahkan secara mendadak
karena terkunci.Harus lepas shift lock agar posisi D dapat pindah ke posisi R.
3. Mengendara pada posisi L (Low) di jalan landai atau
menurun
Posisi transmisi L dibutuhkan pada saat jalan menanjak.
Jika dibandingkan dengan mobil manual, transmisi L sama dengan transmisi gigi
1. Jadi, jika sudah melewati jalan menanjak dan selanjutnya melewati jalanan
landai atau menurun, pastikan Anda sudah memindahkan posisi transmisi.
Jika Anda lupa dan terlalu lama berada di posisi L
sedangkan mobil sudah menempuh jalan yang landai, bukan tidak mungkin kopling
transmisi ada dapat cepat panas dan pada akhirnya terbakar. Agar lebih aman dan
nyaman berkendara, ada baiknya ubah posisi L tersebut ke posisi D.Posisi L
hanya dikondisi tertentu karena posisi L hanya masuk di gigi transmisi
kecepatan 1.
4. Terlalu sering memindahkan transmisi saat macet
Memindahkan transmisi saat berkendara di kemacetan memang
lumrah untuk dilakukan, tetapi, jika Anda melakukan perpindahan transmisi
terlalu sering, komponen yang berada di dalam gearbox dapat terganggu.Untuk transmisi
matic cukup dengan posisi D dan dengan kondisi rem harus di injak untuk safety.
Mobil bertransmisi matic sejatinya memiliki kompensasi,
yaitu ketika berhenti hanya beberapa detik, tekanan pada gearbox akan berkurang
sehingga tidak memerlukan penggantian gigi dari D ke N atau sebaliknya.Cukup
posisi D dengan hand rem atau rem di posisikan dengan baik,Jika tidak terjadi kemacetan yang membuat mobil Anda
berhenti, misalnya hanya macet yang tersendat, lebih baik Anda hanya memainkan
pedal rem saja. Tapi ingat, tetap utamakan keselamatan dalam berkendara.
Lakukan hal tersebut jika memang situasi jalan mengijinkan.
5.
Tidak mengangkat ban penggerak saat diderek
Terlihat sederhana tapi seringkali hal ini tidak
terlintas di dalam pikiran karena sedang panik akibat mobil yang dikendarai
tiba-tiba mogok. Saat mobil Anda diderek, tentunya mesin mobil dalam kondisi
mati.Untuk modil matic ad acara khusus jika terjadi mogok karena tidak hanya
sekedar ditarik seperti mobil transmisi manual.
Kondisi mesin mati tersebut akan merusak komponen
transmisi jika terus berjalan karena mobil akan melaju tanpa adanya pelumasan
pada mesin, sehingga resiko kerusakan komponen transmisi akan lebih besar.KArena
transmisi otomatis memerlukan pelumasan semua komponen ketika engine hidup.
Maka dari itu, pada saat mobil Anda diderek, ada baiknya
untuk mengangkat roda penggerak agar komponen transmisi mobil Anda dapat
terjaga dengan baik. Pastikan Anda mengetahui mobil Anda berpenggerak roda
depan atau belakang.Bisa juga dengan ditarik dengan posisi matic di N kemudian
jumlah oli matic kita tambah lebih dari batar maksimal.Ini dikarenakan untuk menambah
jumlah oli matic sehingga pelumasan lebih maksimal tanpa engine nyala.
Apakah hal-hal tersebut sering Anda lakukan? Jika ingin
transmisi mobil Anda lebih tahan lama, tentunya harus mengikuti cara mengemudi
yang tepat dan melakukan perawatan berkala secara rutin.Perawatan secara
berkala akan membuat perjalanan anda menjadi aman dan tidak ada kendala untuk
transmisi maticnya.Perlu diingat, yang lebih penting dari itu adalah
utamakan keselamatan berkendara agar tidak merugikan diri sendiri dan orang
lain.
Share This :
comment 0 comments
more_vert